Friday, 30 December 2011

"Menjadi Agen Muslim yang Baik" by 99 Cahaya di Langit Eropa - Part. 1

Kata-kata diatas judul blog ini ialah "Menjadi Agen Muslim yang Baik", merupakan isi dari novel islam "99 Cahaya di Langit Eropa". Ku dapatkan buku ini sbg hadiah milad dari abangku yang jauh dirantau. Syukron ya Akhii, jazakumullah khairan katsiran...
Buku ini setidaknya mewakili perjalanan dalam pikiranku tentang dunia islam di Eropa. dan tak lupa terima kasih sekali untuk pengarangnya, yaitu salah satu anak dari tokoh yang terkenal di Indonesia. nama pengarangnya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, cari tau ya anak dari tokoh indonesia Siapa, saya tidak menyembutkannya disini, sahabat2 sekalian juga pasti tau nama belakang dari pengarang ini bukan, tebak saja sendiri, ok!! ^_^, sambutannya segitu aja deh...hehehe

"Menjadi Agen Muslim yang baik"..., ehmm Hadzihi kalimah mufiidah wa Jayyidan. Membayangkan dan membacanya saja subhanallah apalagi prakteknya harus punya power, keberanian dan kesunguhan dari diri sendiri dan sudah pasti harus ada contoh panutan dan ilmunya, selain contoh dari junjungan besar kita, yang mempunyai Akhlak yang Mulia, Nabi Muhammad SAW dan rumus singkat dalam prakteknya "3M" dari AA Gym, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari Sekarang.

Menarik sekali memang kalau sedang membaca buku traveling dan motivasi2. Setidaknya kita dapat mengikuti pembaca dalam perjalanannya walau tidak sedang pergi. Ehmm.. jadi kepingin traveling ke tempat2 ziarah Islam, tapi terutama sekali mau Umrah/Haji terlebih dahulu..Aamiin dan ilmu Bahasa tentunya harus ada "ini dasar sekali" untuk dapat saling mengenal antar negara ataupun daerah.

Dalam buku ini dijelaskan mengenai perjalanan menelusuri dan mengenang negara-negara islam dahulu kala di Eropa..

Begini singkat ceritanya..

@WINA, AUSTRIA
Sebelumnya, sipengarang atau mba hanum datang ke Eropa hanya untuk menemani suaminya yang sedang meneruskan studi doktoralnya di Wina, Austria selama 3 tahun.  kemudian ia mengisi hari2nya disana dengan bekerja di kampus suaminya dan mengikuti pelatihan  singkat kursus bahasa Jerman di Wina. kebetulan didalam kelas kursusnya ia dan satu orang temannya memang berbeda dengan yang lainnya, mereka berdua adalah nonBule alias tampang Asia. temannya mba hanum ini bernama Fatma pasha asal Turki, ia salah satu perempuan yang mengenakan jilbab dikelasnya. Mba hanum disini berinisiatif untuk berkenalan dengannya, dengan menggunakan cara yang berbeda, karena kalau berkenalan dengan menyebutkan misalnya "hai saya hanum??" sepertinya sudah bosan dengan perkenalan yang biasa, makanya mba hanum berinisiatif membuka perkenalan ini dengan menyodorkan sepotong coklat kepada temannya (fatma pasha), saat ingin memberikan coklat,  fatma pasha menolak coklat itu karena sedang berpuasa, dan hanum juga sudah menduga pasti fatma sedang menjalankan ibadah shaum sunnah Senin-Kamis. Hanum dengan cepat membungkus kembali coklat yang sudah terbuka sebagian untuk dibawa fatma berbuka puasa nanti. Betapa senangnya fatma ternyata ada teman yang memahaminya yang sedang berpuasa ternyata ia adalah salah satu teman saudara semuslim disana (karena sipenulis (mba hanum) waktu itu belum berhijab, jadi fatma pasha tidak tau kalau ia seorang muslim-red).

Perempuan jilbab inilah atau fatma yang mengantarkan hanum untuk traveling ke sejarah islam masa lampau di Eropa. saat mereka mempunyai waktu luang, fatma mengantarkan hanum untuk berkeliling Austria.

untuk lebih afdholnya liat dulu yuukk petanya Eropa.
Eropa
Nah Negara Austria itu letaknya di tengah2 benua Eropa.
Kemudian Fatma pasha mengajak hanum untuk ke puncak gunung Kahlenberg. karena disitulah indahnya melihat Kota Wina dari ketinggian.

Bukit Kahlenberg

Dari bukit Kahlenberg (search by google)


Setibanya diatas, beberapa saat kemudian matahari sudah mau tenggelam. terdengar sayup2 suara Adzan, hanum sangat rindu sekali dg suara adzan itu ia pejamkan mata dan fokus mendengarkannya, karena sudah seminggu ia tidak mendengar adzan. kata Fatma adzan itu berasal dari Vienna Islamic Center, pusat peribadatan terbesar di Wina terletak dekat dengan sungai Danube, sungai yang membelah kota ini.
.
Vienna Islamic Center

Vienna Islamic center

Sungai Danube


Setelah beberapa saat di kahlenberg mereka singgah di kafetaria.Dan sambil menunggu pesanan Roti Croissant dan coffe cappucino. Tidak disengaja hanum mendengar pembicaraan beberapa turis yang duduk berada dibelakang mejanya dengan menggunakan bahasa inggris. Kata seorang turis itu "Kalau kalian mau mengolok-olok muslim, begini caranya!" sambil memperagakan memakan roti Coissant dengan rakusnya. dan ia berbicara keras lagi "Croissant itu bukan dari perancis, guys, tapi dari Austria. Roti untuk merayakan kekalahan Turki di Wina." (karena bendera turki berbentuk bulan sabit/Croissant-Red), na'udzubillah..-red

Kemudian Hanum menceritakannya kepada fatma, karena fatma kurang terlalu mengerti bahasa inggris, hanum merasa kesal sekali, karena memakan croissant berarti memakan islam. fatma yang kebetulan berketurunan Turki pun, ia tidak mau melampiaskan emosinya disana. fatma hanya membalas para turis2 yang menyinggung islam itu dengan membayarkan makanannya dikasir kafetaria. dan menuliskan sebuah pesan dikertas untuk ditujukan kepada para turis tersebut."Hi, I am Fatma, a muslim from Turkey" serta menuliskan emailnya. Dan bergegas meninggalkan kafetaria ini. dimana hanum masih terheran2 apa yang dilakukan fatma, sudah jelas2 dihina tapi fatma memperlakukannya dengan santun tanpa emosi.

Fatma memberitahu hanum bahwa negaranya hampir dapat menguasai Eropa Barat 300 tahun yang lalu dan sudah mengepung Wina. tapi dipukul mundur oleh pasukan jerman dan polandia dari atas bukit. akhirnya turki kalah. mungkin bisa jadi cerita Roti Croissant itu benar. Fatma memberitahu kepada hanum bahwa MISI qt adalah Menjadi agen islam yang damai, teduh, indah yang membawa keberkahan di komunitas nonmuslim dan itu tidak akan pernah mudah. ("3M-nya Aa gym terpraktekkan oleh fatma"-red). Perjalanan fatma dan hanum dicukupkan sampai disini.

Beberapa hari kemudian, fatma mengajak hanum dan suaminya untuk wisata kuliner di Wina, katanya "kau pernah makan sepuasnya dan bayar seikhlasnya" ("wow amazing"-red). fatma mengajaknya ke Restoran Pakistan terjamin Halal di Wina. Nama restorannya Der Wiener Deewan dengan Slogan "All you can eat. Pay as you wish-Makan sepuasnya bayar seikhlasnya". kata suaminya hanum, rangga kalau dijakarta restoran ini sudah pasti bangkrut.

(hehehe, iya mungkin pengemis, pengamen jalanan, supir angkot sudah jadi tempat favorit.., seandainya saja kejujuran dari personal penduduk indonesia tercipta, kemiskinan dll tidak akan ada, mengenang zamannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz,  yang berkeliling menemui rakyatnya membawa harta zakat untuk diserahkan kepada orang banyak, tetapi tidak ada orang yang mau menerimanya. subhanallah. Semoga Allah memberkahinya-Red)

Der wiener deewan
All you can eat, pay as you wish

Restoran Pakistan @ Wina


Didalam restoran ini terpampang di dinding tulisan kecil "ikhlas berderma, bersedekah, berzakat, atau apa pun istilahnya, niscaya akan bertambah kaya",  pemiliknya bernama Natalie Deewan. Dia sudah menjadi agen muslim sejati, mempromosikan ajaran islam tentang keikhlasan bukan ucapan yang berhenti dimulut saja. dia menggelar restoran yang menjadi sumber kerelaan antara penjual dan pembeli.

Resensi-nya cukup disini dulu ya...insyaAllah part-2 akan ada lagi..(perjalanan ke Paris, Cordoba, Granada, dan Turki)

Bagaimanapun kita harus menjadi Agen Muslim sejati dimana saja..

1 comment:

  1. Aku jadi ingat temanku pernah cerita dia liat dari mana gitu, ada bule bilang, kalau dia belajar islam di arab saudi tapi menemukan suasana yang islami justru di eropa. Karena orangnya beradab semua.
    Aku sudah punya buku ini tapi baru baca dua puluh halaman awal :p

    ReplyDelete