Thursday, 24 October 2013

Mengenang Kembali Pesan-Pesan Terakhir Nabi Muhammad SAW. Pada Haji Wada'

Dari Jabir RA, dia menceritakan, bahwa selama 9 tahun tinggal di Madinah Al Munawarah, Nabi SAW belum melaksanakan haji. Kemudian pada tahun kesepuluh, beliau mengumumkan hendak melakukan ibadah haji. Maka berduyun-duyunlah orang datang ke Madinah. Semuanya ingin nderek beliau menunaikan haji.

Pada tahun itulah Nabi SAW melaksanakan ibadah haji yang terakhir setelah lama tidak berhaji. Haji ini disebut Haji Wada'. Haji perpisahan. Dalam haji ini Rasulullah SAW juga mengajarkan manasik dan sunah-sunah haji kepada orang-orang yang ikut bersama beliau.

Di tengah-tengah orang banyak yang sedang melaksanakan haji tersebut, tepatnya saat wukuf di padang 'Arafah, Nabi SAW menyampaikan khutbahnya yang juga merupakan khutbah terakhir beliau di depan khalayak umum. Di antara pesan-pesan beliau dalam khutbah itu adalah:
  • Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan! Mungkin sehabis tahun ini aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya.
  • Hai manusia! Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci bagi kalian (yakni tidak boleh dinodai oleh siapapun juga), seperti hari dan bulan suci sekarang ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliyah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliyah juga tidak boleh berlaku lagi. Tindak pembalasan jahiliyah seperti itu yang pertama kali kunyatakan tidak berlaku ialah tindakan pembalasan atas kematian Ibnu Rabi'ah bin Al-Harits.
  • Riba jahiliyah tidak berlaku lagi, dan riba yang pertama kunyatakan tidak berlaku adalah riba Abbas bin Abdul Muthallib. Sesungguhnya segala macam riba tidak boleh berlaku lagi.
  • Hai manusia! Di negeri kalian ini syetan telah putus harapan sama sekali untuk dapat disembah lagi. Akan tetapi dia masih menginginkan selain itu. la akan merasa puas bila kalian melakukan perbuatan yang rendah. Karena itu, hendaklah kalian jaga baik-baik agama kalian!
  • Hai manusia! Sesungguhnya, menunda berlakunya bulan suci akan menambah besarnya kekufuran. Dengan itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian mereka tnenghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah.
  • Sesungguhnya, zaman berputar seperti keadaannya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban.
  • Takutlah kepada Allah dalam memperlakukan kaum wanita. Karena kalian mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah. Sesunggguhnya kalian mempunyai hak atas para istri kalian dan mereka mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang tidak kalian sukai ke dalam rumah kalian. Jika mereka malakukan hai itu, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan hak mereka atas kalian adalah harus memberi nafkah dan pakaian kepada mereka secara baik.
  • Maka perhatikanlah perkataan itu wahai manusia. Sesungguhnya aku telah sampaikan: Aku tinggalkan sesuatu kepada kalian, yang jika kalian pegang teguh, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Nabihfya.
  • Wahai manusia! Dengarkanlah dan taatlah sekalipun kalian diperintah oleh seorang hamba sahaya dari Habsyah yang berhidung gruwung, selama ia menjalankan Kitabullah.
  • Berlaku baiklah kepada para budak kalian. Berilah mereka makan apa yang kalian makan, dan berilah pakaian dari jenis pakaian yang sama dengan yang kalian pakai. Jika mereka melakukan suatu kesalahan yang tidak bisa kalian maafkan, maka juallah hamba-hamba Allah itu dan janganlah kalian menyiksa mereka.
  • Wahai manusia! Dengarkanlah perkataanku dan perhatikanlah! Kalian tahu bahwa setiap orang muslim adalah saudara bagi orang-orang muslim lain, dan semua kaum muslimin adalah saudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil dari saudaranya kecuali yang telah diberikan kepadanya dengan senang hati. Karena itu janganlah kalian menganiaya diri sendiri.
  • Kalian akan menemui Allah. Maka janganlah kalian kembali sesudahku menjadi sesat, sebagian kalian memukul tengkuk sebagian yang lain. Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, barangkali sebagian orang yang menerima kabar (tidak langsung) lebih mengerti daripada orang yang mendengarnya (secara langsung). Kalian akan ditanya tentang aku, maka apakah yang hendak kalian katakan?Maka mereka yang hadir pada waktu itu serentak menjawab: "Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan (risalah), telah menunaikan amanat dan memberi nasehat." Kemudian seraya menunjuk ke arah langit dengan jari telunjuknya, Nabi SAW bersabda: "Yaa Allah, saksikanlah, yaa Allah, saksikanlah, yaa Allah, saksikanlah." (Dikutip dari Shahih Muslim).

Sungguh kalimat-kalimat yang disampaikan beliau di padang Arafah itu begitu indah. Beliau bukan saja berbicara kepada mereka yang hadir di padang Arafah, tetapi juga kepada semua generasi pelaku sejarah sesudah mereka. Dari wajah-wajah mereka Rasulullah SAW dapat melihat generasi-generasi mendatang dan dunia Islam yang besar yang akan memenuhi belahan Timur dan Barat dari muka bumi ini.

Kepada mereka semua Rasulullah SAW menyampaikan khutbah perpisahannya: "Wahai umat manusia, dengarkanlah perkataanku1. Mungkin sehabis tahun ini aku tidak bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya."
Dunia terdiam mendengarkan khutbah beliau. Semuanya mendengarkan kalimat perpisahan yang keluar dari lisan suci beliau SAW, setelah dunia dan seisinya berbahagia dengan kehadirannya selama 23 tahun. Itulah, mengapa haji itu dinamakan Haji Wada'. Yaitu haji perpisahan. Dengan ungkapan yang singkat tapi sarat makna, beliau tanamkan prinsip-prinsip Islam yang dibawanya dan diperjuangkannya selama ini. Wallahu a'lam.

(Disarikan dari Sirah Nabawiyah, karya Dr. M. Sa'id Ramadhan AlButhy)

No comments:

Post a Comment